MANAJEMEN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN
Manajemen Persediaan
a. Pengertian
Manajemen operasional membuat sistem untuk mengolah
persediaan. Pada bagian ini, kita membahas dua unsur sistem tersebut secara
singkat :
1) Bagaimana barang – barang persediaan dapat diklarifikasikan
(disebut analisis ABC)
Analisis ABC merupakan penerapan
persediaan dari prinsip pareto (yang diberi nama berdasarkan pada Vilfredo
Pareto, Ahli ekonomi italia pada abad ke 19 ). Prinsip pareto mengemukakan ada
“beberapa hal sangat penting dan banyak hal sepele”.
Untuk menentukan volume uang tahunan
dalam analisis ABC, kita mengukur permintaan tahunan dari setiap barang
persediaan dikalikan biaya per unit. Barang – barang kelas A adalah barang
barang yang volume uang tahunan tinggi. Meskipun barang barang ini mungkin
hanya mewakili sekitar 15% dari total barang persediaan, tetapi mewakili 70%
hingga 80% dari total penggunaan uang.
Barang barang kelas B adalah barang
barang persediaan dengan volume uang tahunan yang sedang. Barang barang ini mewakili
sekitar 30% dari barang barang persediaan dan 15% sampai 25% dari nilai
totalnya. Barang barang dengan volume uang tahunan yang kecil adalah kelas C
yang mungkin hanya mewakili 5% dari volume uang tahunan, tetapi mewakili
sekitar 55% dari total barang persediaan.
Kebijakan kebijakan yang dapat
didasarkan pada analisis ABC mencakup hal hal dibawah ini :
u Membeli sumber daya yang ditujukan pada perkembangan
pemasok harus jauh lebih tinggi untuk barang barang A dibandingkan dengan
barang barang C.
u Barang barang A, yang berlawanan dengan barang barang
B dan C, harus memilki pengendalian persediaan fisik yang lebih ketat : barang
barang tersebut mungkin ditempatkan dibagian yang lebih aman, dan mungkin
keakuratan catatan persediaannya untuk barang barang A harus lebih sering
diverifikasi.
u Meramalkan barang barang A memerlukan perhatian lebih
dibandingkan barang barang lainnya.
2)
Bagaimana
mempertahankan kekakuratan catatan persediaan yang ada
Keakuratan
catatan persediaan adalah prasyarat bagi manajemen persediaan, penjadwalan
produksi, dan pada akhirnya, penjualan. Keakuratan bisa dipertahankan dengan
sistem periodik atau perpetual. Sistem periodic memerlukan pemeriksaan
persediaan secara teratur(periodik) untuk menentukan kuantitas persediaan
ditangan. Meskipun demikian, kelemahan sistem periodik adalah kurangnya
pengendalian antara tinjauan dan perlunya membawa persediaan tambahan untuk
melindunginya dari kekurangan persediaan.
b. Model – Model Persediaan
Ada 2 yaitu :
1.
Permintaan
Independen
2.
Permintaan
Dependen
·
Pengertian
Model
model pengendalian persediaan berasumsi bahwa permintaan untuk barang
independen dari atau dependen pada permintaan barang lainnya. Contohnya,
permintaan untuk lemari es independen terhadap permintaan alat untuk memanggang
roti. Namun demikian, permintaan komponen dari alat untuk memanggang roti
dependen terhadap permintaan untuk alat pemanggang roti.
·
Model –
Model Persediaan untuk Permintaan Independen:
1)
Model
kuantitas pesanan ekonomis (economic order quantity/EOQ) dasar
Model
kuantitas pesanan ekonomi dasar adalah salah satu teknik pengendalian
persediaan yang paling sering digunakan. Teknik itu relatif mudah digunakan,
tetapi didasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut :
-
Jumlah
permintaan diketahui, cukup konstan, dan independent
-
Waktu
tunggu
-
Persediaan
segera diterima dan selesai seluruhnya
-
Tidak
tersedia diskon kuantitas
-
Biaya
variabel hanya biaya untuk memasang atau memesan dan biaya untuk menyimpan
persediaan dalam waktu tertentu
-
Kehabisan
persediaan dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang
tepat
2) Model kuantitas pesanan produksi
Model
ini dapat digunakan dalam dua situasi :
-
saat
persediaan mengalir atau menumpuk secara berkelanjutan selama suatu waktu
setelah pesanan ditempatkan atau
-
saat
unit – unit dihasilkan dan dijual secara serempak. Model ini berguna saat
persediaan menumpuk secara berkelanjutan selama waktu tertentu dan saat asumsi
kuantitas pesanan produksi berlaku.
3) Model diskon kuantitas
Diskon
kuantitas hanyalah pengurangan harga (P) untuk sebuah barang jika dibeli dalam
kuantitas besar. Daftar diskon dengan sejumlah diskon untuk pesanan besar
adalah hal umum. Seperti biasa, manajemen harus memutuskan kapan dan seberapa
banyak pesanan yang harus dipesan. Akan tetapi, dengan kesempatan untuk menghemat
uang pada diskon kuantitas. Namun demikian, memesan sejumlah kuantitas
tersebut, bahkan dengan diskon harga terbesar, mungkin tidak akan meminimalkan
total biaya persediaan.
·
Biaya
Penyimpanan, Pemesanan, dan Pemasangan
Biaya
penyimpanan (holding cost) merupakan biaya yang terkait dengan penyimpanan atau
“membawa”. Persediaan selama waktu tertentu. Oleh karena itu, biaya penyimpanan
juga mencakup biaya barang usang dan biaya terkait dengan penyimpanan, seperti
asuransi, karyawan tambahan serta pembayaran bunga.
Biaya
pemesanan (ordering cost) mencakup biaya dari persediaan. Formulir, pemrosesan,
pemesanan, pembelian, dukungan administrasi, dan seterusnya. Ketika pemesanan
sedang diproduksi, biaya pemesanan juga ada, tetapi merupakan bagian dari apa yang
disebut baiaya pemasangan.
Biaya
pemasangan (setup cost) adalah biaya untuk mempersiapkan mesin atau proses
untuk menghasilkan pemesanan. Manajemer operasi bisa menurunkan biaya pemesanan
dengan mengurangi biaya pemasangan serta menggunakan prosedur yang efisien,
seperti pemesanan dan pembayaran elektronik.
B. Manajemen Produksi
a.
Pengertian
Produksi
Produksi
adalah salah satu aktivitas ekonomi yang menghasilkan hasil akhir atau output
dari suatu proses yang membutuhkan beberapa masukan atau input.
b.
Faktor
Produksi
Faktor-faktor
produksi antara lain adalah Capital atau modal, Labour atau tenaga kerja, Skill
atau keahlian atau kemampuan, dan Land atau tanah.
c.
Fungsi
Produksi
Fungsi
produksi merupakan suatu hubungan teknis yang menghubungkan faktor produksi
atau input dengan hasil produksinya atau output.
d. Teori Produksi
1.
Produksi
Dalam Jangka Pendek
Jangka
pendek merupakan kurun waktu yang terjadi ketika salah satu atau lebih faktor
produksi yang tidak bisa diubah atau tetap.
2. Produksi Dengan Satu Input Variabel
·
Produk
Total
Produk
total merupakan jumlah total dari semua hasil produksi dalam periode tertentu.
Produk total akan berubah sesuai dengan banyaknya faktor produksi variabel yang
digunakan.
·
Produksi
Rata-Rata
Produksi
rata-rata atau Average Product (AP) adalah jumlah total produksi yang dibagi
dengan faktor produksi yang digunakan selama proses produksi.
·
Produksi
Marginal
Produksi
marginal atau Marginal Product (MP) adalah tambahn total hasil produksi yang
diakibatkan oleh pertambahan jumlah faktor produksi variabel yang digunakan.
3. Produksi Dengan Dua Input Variabel
·
Isoquant
(Kurva Produksi Sama)
Isoquant
merupakan kurva yang mengkombinasikan antara dua input variabel yang digunakan
untuk menghasilkan output atau hasil produksi yang sama.
·
Isoqost
(Garis Ongkos Sama)
Kurva
ini menggambarkan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh produsen selama proses
produksi dalam kurun waktu tertentu.
4.
Produksi
Dalam Jangka Panjang
Jangka
Panjang suatu proses produksi tidak dapat diperkirakan akan berjalan 10 tahun,
25 tahun, atau bahkan sampai 50 tahun. Sehingga dalam kurun waktu ini semua
faktor produksi yang digunakan bersifat variabel atau tidak ada faktor produksi
tetap.
C. Garis Perluasan Produksi
Garis perluasan produksi merupakan isocline atau kurva
yang menghubungkan titik-titik yang besar tingkat batas penggantiannya secara
teknis sama yang menunjukkan output yang dihasilkan jika harga produksi tetap.
Jadi garis ini menunjukkan bagaimana faktor produksi (input) tersebut berubah
jika besarnya biaya dari proses produksi (output) tidak berubah dan harga
produksinya tetap.
Komentar
Posting Komentar